Kamis, 17 November 2016

FUNGSI DAN KONTRUKSI IGNITION COIL

FUNGSI DAN KONTRUKSI IGNITION COIL 

Fungsi dan Kontruksi Ignition Coil (Koil Pengapian) - Salah satu syarat suatu mesin dapat hidup adalah adanya panas, pada mesin bensin panas dihasilkan dari percikan bunga api. Dan yang mengatur percikan bunga api ini disebut dengan sistem pengapian. Sistem pengapian yang masih konvensional terdiri dari beberapa komponen utama seperti baterai, kunci kontak, ignition coil, distributor, platina, kondensor dan busi. Sementara itu pada sistem pengapian langsung atau direct ignition system sudah tidak ada lagi distributornya, karena pembagian arus dilakukan oleh ECU. Dan pada DIS (direct ignition system) ini ignition coil ada setiap silinder, artinya satu coil melayani satu silinder. Ada juga satu coil yang melayani dua silinder. Kita belum akan membahas ignition coil yang ada pada direct ignition system, melainkan membahas tentang ignition coil pada sistem pengapian konvensional.

Tanpa adanya ignition coil maka busi tidak dapat memercikkan bunga api, karena fungsi dari ignition coil ini adalah untuk merubah tegangan baterai yang rendah (kurang lebih 12 volt) menjadi tegangan super tinggi, koil akan merubah tegangan bateri menjadi tegangan tinggi sekitar 10 ribu volt bahkan lebih yang digunakan untuk menghasilkan bunga api pada busi.

Tegangan super tinggi ini akan dialirkan ke busi pada masing-masing silinder sesuai urutannya. Kita tahu bahwa pada busi terdapat celah antara elektroda tengah dengan elektroda negatifnya, dengan tegangan yang tinggi tersebut maka tegangan dapat meloncat dari elektroda tengah (positif) ke elektroda negatif sehingga menghasilkan percikan bunga api yang kuat. 

Sehingga untuk membuat terjadinya loncatan bunga api yang kuat, diperlukan tegangan yang tinggi pula. Bila tegangan yang dialirkan ke busi rendah, maka tidak dapat menghasilkan percikan bunga api yang kuat. Nah, sekarang sudah tahu kan tugas dari ignition coil ini.

Fungsi ignition coil (koil pengapian)

Ignition coil atau koil pengapian pada sistem pengapian berfungsi untuk meningkatkan atau merubah tegangan rendah baterai (12 volt) menjadi tegangan tinggi (10 ribu volt lebih) agar dapat menghasilkan loncatan bunga api pada busi. 

Kontruksi ignition coil (coil pengapian)

Pada sistem pengapian yang masih konvensional, biasanya terdiri dari satu coil untuk melayani semua silinder, untuk gambar ignition coil dapat anda lihat di gambar berikut ini. Pada intinya koil terdiri dari inti besi, dan dua jenis kumparan yakni kumparan primer dan kumparan sekunder. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini yang disertai dengan nama komponennya :

Kontruksi Ignition Coil
Kontruksi Ignition Coil

Keterangan gambar (komponen-komponen ignition coil)
  1. Terminal tegangan tinggi
  2. Isolasi pemisah kumparan
  3. Isolasi penutup
  4. Penghubung tegangan tinggi melalui kontak pegas
  5. Rumah/body
  6. Pengikat
  7. Plate jacket (magnetic)
  8. Kumparan primer
  9. Kumparan sekunder
  10. Sealing compound
  11. Insulator
  12. Inti besi
Inti besi atau core pada koil biasanya terbuat dari baja silicon tipis yang digulung ketat, inti besi ini nantinya akan dililiti oleh kawat yang nantinya kita sebut sebagai kumparan.

Seperti yang saya sebutkan diatas bahwa koil terdiri dari dua kumparan, yaitu kumparan primen dan kumparan sekunder. Kedua kumparan ini dililitkan ke inti besi, yang kumparan sekunder dililitkan ke inti besi secara langsung, sedangkan yang kumparan primer dililitkan setelah kumparan sekunder.Oke, kita bahas satu persatu kedua kumparan tersebut. 

#. Kumparan skunder
Kumparan sekunder mempunyai diameter kawat sekitar 0,01 - 0.1 mm. Kebalikannya, dengan diameter kawat yang keci, tetapi jumlah lilitannya sangat banyak yaaitu 13.000 sampai 15.000 lilitan. Kumparan sekunder ini dililitkan pada inti besi (core). Tahanan kumparan sekunder ignition coil adalah sekitar 10 - 18 ohm.

Seperti pada kumparan primer, kumparan sekunder juga terdapat dua buah ujung. Ujung yang pertama dihibungkan dengan kumparan primer dan terminal positif koil. Dan ujung laiinya dihubunkan dengan terminal tegangan tinggi melalui sebuah pegas. 

#. Kumparan primer
Kumparan primer memiliki kawat yang diameternya lebih tebal daripada kawat pada kumparan sekunder yaitu sekita 0,5 - 1 mm. Kumparan primer ini mengelilingi kumparan sekunder pada koil, Dengan diameter yang besar, jumlah lilitan pada kumparan primer ini lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah lilitan pada kumparan sekunder. Jumlah lilitan kumparan primer pada ignition coil adalah sekitar 150 - 300 kali lilitan. 

Kumparan primer terdiri dari dua ujung, ujung yang pertama dihubungkan dengan terminal positif koil, dan ujung yang satunya dihubungkan dengan terminal negatif koil. Tahanan kumparan primer koil adalah sekitar 2 ohm.

Baca juga : Berapa lama memanaskan mesin motor injeksi 


Agar tidak terjadi hubung singkat antara lapisan pada kumparan yang saling berdekatan, atau antara lapisan satu dengan yang lain diberi pemisah yang terbuat dari kerta yang memiliki tahanan sekat yang sangat bagus (tinggi). Di dalam koil terdapat ruang kosong, ruang kosong yang berada di dalam tabung kumparan ini diberi minyak/campuran penyekat yang berguna untuk menambah daya tahan ignition coil terhadap panas ketika sedang bekerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar